New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik tipis pada Kamis (Jumat pagi WIB), dibantu oleh sanksi baru Amerika Serikat terhadap Iran dan menyusutnya klaim untuk manfaat pengangguran AS.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, naik 27 sen menjadi ditutup pada 86,08 dolar AS per barel.
Amerika Serikat mengeluarkan gelombang sanksi baru terhadap Iran pada Kamis, meningkatkan tekanan untuk meyakinkan Teheran menganggap serius masalah tentang program senjata nuklirnya yang dicurigai.
Tindakan menjatuhkan sanksi tambahan pada nuklir dan proliferasi (penyebaran) jaringan rudal balistik Iran serta mengidentifikasi perusahaan-perusahaan dan bank-bank Iran untuk membantu dalam kepatuhan, Departemen Keuangan mengatakan.
"Tindakan Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri AS menargetkan lebih dari 50 entitas terkait dengan jaringan pengadaan, minyak bumi, dan pengiriman Iran," kata Departemen Keuangan.
Sebelumnya pada hari itu Departemen Tenaga Kerja melaporkan 350.000 klaim pengangguran awal diajukan pada minggu singkat liburan yang berakhir 7 Juli. Itu adalah penurunan 26.000 dari minggu sebelumnya yang jumlah direvisi naik menjadi 376.000.
Klaim pengangguran yang lebih sedikit bisa menunjukkan permintaan kuat di masa depan.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik 84 sen menjadi 101,07 dolar AS per barel.
Pada awal sesi para pedagang berada di luar pasar setelah risalah paling baru pertemuan Federal Reserve pada Juni, yang dirilis Rabu, menunjukkan bahwa para pejabat tersebut terpecah tentang langkah-langkah stimulus lebih lanjut untuk membantu ekonomi Amerika.
"Karena risalah FOMC menawarkan pandangan yang lebih berhati-hati pada lingkungan ekonomi dan adanya perbedaan panduan lebih lanjut, tindakan kebijakan agresif, harga minyak mentah datang di bawah pada tekanan hari ini," kata analis Sucden, Jack Pollard.
Minyak mentah berjangka juga terbebani oleh kekhawatiran permintaan terkait dengan lemahnya keadaan ekonomi global, kata para dealer.
Para analis tetap terbagi tentang prospek jangka panjang untuk pasar minyak, setelah kelompok industri utama berbeda dalam perkiraan pertumbuhan permintaan mereka untuk tahun mendatang, demikian AFP.
(A026)
Sumber : antaranews.com
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2012
We have 24 guests and no members online
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Web : www.geraiwinda.com